Sabtu, 22 Februari 2014

MENGUAK MISTERI AL-MAHDI & PASUKAN BERPANJI HITAM / Part 2


                 Namun, ada juga beberapa sisi perbedaan antara Ashabu Ar-Raayati Suud dengan Taliban maupun Al-Qaeda. Berikut kajian tim MoslemHytech :

Pertama, AshabuAr-Raayati Suud dalam beberapa periwayatan dikatakan menggunakan persenjataan tradisional, bukan senjata modern seperti Taliban maupun Al-Qaeda. Taliban dan Al-Qaeda menggunakan persenjataan modern untuk melawan musuh-musuh kafir. mulai dari pistol, senapan serbu, senapan mesin, granat, peluncur roket, ranjau tanah dan lain sebagainya yang tentunya berkebalikan dengan berbagai periwayatan. Tapi, menurut seorang ahli fisika besar dunia, Albert Einstein menyatakan bahwa peradaban di dunia ini layaknya hukum fisika. Semuanya akan mencapai tingkat tertinggi sehingga semuanya akan menjadi tidak efektif lagi, kemudian orang-orang akan kembali ke arah natural dan tradisional. Albert Einsten mengatakan "Aku tidak tahu senjata apa yang akan digunakan dalam Perang Dunia III, yang ku tahu pasti, kita akan menggunakan batu dan kayu sebagai senjata dalam perang berikutnya.".

Kedua, Ashabu Ar-Raayati Suud akan muncul saat terjadi perebutan kekayaan oleh 3 anak khalifah. Hal ini di tegaskan dalam sabda rasul "Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaan kalian. Mereka semua adalah putra khalifah. Tetapi tak seorang pun diantara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncul bendera-bendera hitam dari arah timur..." mengindikasikan bahwa kemunculan Ashabu Ar-Raayati Suud pada saat terjadi huru-hara di bawah pemerintahan suatu kekhalifahan pastilah untuk meredakan kegoncangan yang terjadi. Sedangkan Taliban dan Al-Qaeda bergerak pertama kali untuk melawan pendudukan kaum kafir di wilayahnya dan juga membantu pejuang lain di Palestina.

                  Itulah beberapa perbedaan-perbedaan hasil kajian tim MoslemHytech. Semua fakta yang telah dibeberkan diatas berdasarkan hadits dan realita yang ada. Tetapi itu semua membuat kita tetap kagum terhadap perjuangan dan keberanian para Taliban dan Al-Qaeda dalam jihad fi sabilillah.


C. Dimulainya huru-hara dunia dan munculnya Al-Mahdi
                    Dalam hadist riwayat sahabat Tsauban maula Rasulullah SAW. bersabda :
<script>
"Akan berperang tiga orang di sisi perbendaharaan kalian. mereka semua adalah putera khalifah. Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian muncul bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh kalian dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelum kalian." Kemudian Rasulullah menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu beliau bersabda, "Maka jika kamu melihatnya, berbai'atlah kepada mereka walaupun dengan merangkak di atas salju."


                    Hadist ini merupakan hadist shahih tentang kemunculan Ashabu Ar-Raayati Suud. Sanadnya dishahihkan oleh para ulama hadist. Maka atas keshahihan hadist ini kita dapat jadikan sebagai suatu titik tolak dalam pembahasan keadaan akhir zaman.


                     Dalam hadist ini dikisahkan bahwa tanda-tanda akhir zaman di saat munculnya Al-Mahdi adalah sebagai berikut :

Pertama, di akhir zaman akan terjadi persengketaan besar antara putra-putra khalifah. Kemudian, Al-Mahdi bersama pasukannya akan muncul untuk meredakan huru-hara tersebut. Inilah kondisi yang melatar belakangi munculnya Al-Mahdi dan pengikutnya.

Kedua, terjadinya konflik besar yang menyebabkan terjadinya suatu pembunuhan yang mengerikan. Ini tersirat dari kalimat dalam hadist diatas "....lantas mereka membunuh kalian dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelum kalian."

Ketiga, pada saat itu penyebaran Islam yang dibawa pengikut Al-Mahdi telah sampai di Eropa. Dalam hadist dikatakan "Maka jika kamu melihatnya, berbai'atlah kepada mereka walaupun dengan merangkak di atas salju." mengindikasikan bahwa penyebaran Islam telah sampai dan meluas di daerah bersalju yaitu Eropa.

Keempat, penalukan daerah Eropa. Merujuk pada kalimat terakhir hadist riwayat Tsauban ini,  "Maka jika kamu melihatnya, berbaiatlah kepada mereka walaupun dengan merangkak di atas saju." Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al-Mahdi beserta pasukannya berhasil menaklukkan Eropa sehingga Eropa dapat di-Islamkan.

                   Mengenai keadaan Al-Mahdi beserta pasukannya pada awalnya telah disebutkan dalam hadist yang berbunyi:
<Script>
"Seseorang dari umatku akan dibai'at di antara rukun dan maqam oleh orang-orang sejumlah sahabat yang ikut perang Badar. Para tokoh masyarakat dari Syam dan orang-orang yang mulia dari Irak berdatangan untuk membai'at. Maka sebuah pasukan dari Syam dikirim untuk memeranginya, namun tatkala pasukan dari Syam dikirim untuk memeranginya, namun tatkala pasukan tersebut sampai di daerah Baida', tiba-tiba seluruh pasukan tersebut ditenggelamkan ke dalam perut bumi. Setelah itu seorang laki-laki dari Quraisy -yang mempunyai paman dari pihak ibu dari suku Kalb- datang untuk memeranginya, namun Allah mengalahkan mereka. Sungguh merugilah pada hari itu orang yang tidak menyaksikan harta rampasan perang Kalb."


                 Apabila kaum Muhajirin dan Anshar dalam perang Badar hanyalah sekelompok orang beriman dan sangat sedikit jumlahnya. Maka demikian pula dengan Al-Mahdi, ia hanya memiliki sedikit pengikut pada awalnya. Sedangkan diluar Mekah dan Madinah adalah daerah kekuasaan Dajjal, dan para pasukan kafir keluar dari arah Syam untuk menghancurkan Al-Mahdi dan pasukannya, tetapi mereka tidak berhasil karena ditenggelamkan Allah di suatu daerah yang dalam hadist disebut Baida'.

                   Islam pada saat itu akan tampak asing bagi dunia, sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW. :
<Script>
Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Islam bermula dalam keadaan asing, dan kelak ia akan kembali asing sebagaimana dahulu ia bermula dalam keadaan asing, dan sesungguhnya Islam akan kembali ke sarangnya di antara dua masjid (masjid Al-Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah) sebagaimana seekor ular akan kembali ke lubang sarangnya."


                       Nanti pada hari mendekati pertempuran akhir zaman, Islam akan berpusat di dua tempat yaitu Mekkah dan Madinah. Umat Islam akan menjadikan Mekkah dan Madinah sebagai benteng pertahanan, sebagaimana hadist rasul "...dan sesungguhnya Islam benar-benar akan menjadikan Hijaz sebagai benteng perlindungan sebagaimana berlindungnya kambing gunung betina di puncak gunung.".


D. Pertempuran melawan pasukan As-Sufyani
                      Sebagai kelompok mujahidin yang membawa misi pembelaan agama Allah, Al-Mahdi besaerta pengikutnya tentu siap dengan kemungkinan serangan musuh-musuh Allah. Baik musuh dari kalangan orang kafir yang akan meruntuhkan kekhalifahan Al-Mahdi dan menghancurkan Islam, maupun musuh dari penguasa-penguasa lokal muslim yang mempunyai ambisi kekuasaan.


                       Serangan pertama ditujukan untuk meruntuhkan kekuasaan kekhalifahan Al-Mahdi adalah serangan seorang penguasa Syam yang bernama  As-Sufyani. Nama itu adalah nama julukan, layaknya kaisar untuk raja Romawi, Fir'aun untuk raja Mesir, Kisra untuk raja Persia dan Najasyi nama julukan untuk raja Habasyah. Hal ini telah dijelaskan dalam hadist riwayat Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Seseorang yang dipanggil As-Sufyani akan keluar dari dalam Damaskus. Kebanyakan dari pengikutnya adalah dari kabilah Kalb. Ia akan membunuh sehingga perut wanita dibelah dan anak-anak dibunuh, sehingga kabilah Qais bersatu untuk melawannya, dan ia pun membantai mereka sampai kepada orang yang paling lemah dari mereka. Lantas seseorang dari Ahlulbaitku keluar menuju Harrah. Kabarnya didengar oleh As-Sufyani sehingga ia memberangkatkan satu pasukan dari pasukannya. Pasukan ini dapat dikalahkan. Maka As-Sufyani sendiri berangkat bersama pasukannya. Tatkala mereka sampai di Baida' mereka pun ditelan bumi. Tidak ada seorang pun yang selamat kecuali orang yang mengabarkan kejadian itu."


                   Mengenai keadaan Al-Mahdi beserta pasukannya pada awalnya telah disebutkan dalam hadist yang berbunyi:
<Script>
"Seseorang dari umatku akan dibai'at di antara rukun dan maqam oleh orang-orang sejumlah sahabat yang ikut perang Badar. Para tokoh masyarakat dari Syam dan orang-orang yang mulia dari Irak berdatangan untuk membai'at. Maka sebuah pasukan dari Syam dikirim untuk memeranginya, namun tatkala pasukan dari Syam dikirim untuk memeranginya, namun tatkala pasukan tersebut sampai di daerah Baida', tiba-tiba seluruh pasukan tersebut ditenggelamkan ke dalam perut bumi. Setelah itu seorang laki-laki dari Quraisy -yang mempunyai paman dari pihak ibu dari suku Kalb- datang untuk memeranginya, namun Allah mengalahkan mereka. Sungguh merugilah pada hari itu orang yang tidak menyaksikan harta rampasan perang Kalb."


                 Apabila kaum Muhajirin dan Anshar dalam perang Badar hanyalah sekelompok orang beriman dan sangat sedikit jumlahnya. Maka demikian pula dengan Al-Mahdi, ia hanya memiliki sedikit pengikut pada awalnya. Sedangkan diluar Mekah dan Madinah adalah daerah kekuasaan Dajjal, dan para pasukan kafir keluar dari arah Syam untuk menghancurkan Al-Mahdi dan pasukannya, tetapi mereka tidak berhasil karena ditenggelamkan Allah di suatu daerah yang dalam hadist disebut Baida'.

                   Islam pada saat itu akan tampak asing bagi dunia, sebagaimana yang dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW. :
<Script>
Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Islam bermula dalam keadaan asing, dan kelak ia akan kembali asing sebagaimana dahulu ia bermula dalam keadaan asing, dan sesungguhnya Islam akan kembali ke sarangnya di antara dua masjid (masjid Al-Haram di Makkah dan masjid Nabawi di Madinah) sebagaimana seekor ular akan kembali ke lubang sarangnya."


                       Nanti pada hari mendekati pertempuran akhir zaman, Islam akan berpusat di dua tempat yaitu Mekkah dan Madinah. Umat Islam akan menjadikan Mekkah dan Madinah sebagai benteng pertahanan, sebagaimana hadist rasul "...dan sesungguhnya Islam benar-benar akan menjadikan Hijaz sebagai benteng perlindungan sebagaimana berlindungnya kambing gunung betina di puncak gunung.".


D. Pertempuran melawan pasukan As-Sufyani
                      Sebagai kelompok mujahidin yang membawa misi pembelaan agama Allah, Al-Mahdi besaerta pengikutnya tentu siap dengan kemungkinan serangan musuh-musuh Allah. Baik musuh dari kalangan orang kafir yang akan meruntuhkan kekhalifahan Al-Mahdi dan menghancurkan Islam, maupun musuh dari penguasa-penguasa lokal muslim yang mempunyai ambisi kekuasaan.


                       Serangan pertama ditujukan untuk meruntuhkan kekuasaan kekhalifahan Al-Mahdi adalah serangan seorang penguasa Syam yang bernama  As-Sufyani. Nama itu adalah nama julukan, layaknya kaisar untuk raja Romawi, Fir'aun untuk raja Mesir, Kisra untuk raja Persia dan Najasyi nama julukan untuk raja Habasyah. Hal ini telah dijelaskan dalam hadist riwayat Abu Hurairah ra. bahwa Nabi Muhammad SAW. bersabda, "Seseorang yang dipanggil As-Sufyani akan keluar dari dalam Damaskus. Kebanyakan dari pengikutnya adalah dari kabilah Kalb. Ia akan membunuh sehingga perut wanita dibelah dan anak-anak dibunuh, sehingga kabilah Qais bersatu untuk melawannya, dan ia pun membantai mereka sampai kepada orang yang paling lemah dari mereka. Lantas seseorang dari Ahlulbaitku keluar menuju Harrah. Kabarnya didengar oleh As-Sufyani sehingga ia memberangkatkan satu pasukan dari pasukannya. Pasukan ini dapat dikalahkan. Maka As-Sufyani sendiri berangkat bersama pasukannya. Tatkala mereka sampai di Baida' mereka pun ditelan bumi. Tidak ada seorang pun yang selamat kecuali orang yang mengabarkan kejadian itu."


Tidak ada komentar: